Beberapa umat (jemaat) yang tergabung di dalam Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Sion - Kubu Raya, serta masyarakat di sekitar, merasa berat untuk memasukkan anak mereka ke Taman Kanak-kanak, karena biaya yang cukup mahal bagi mereka. Melihat hal tersebut, maka Gembala (Pemimpin Umat) GKMI Sion - Kubu Raya memikirkan untuk mencari alternatif supaya anak-anak tetap bisa belajar dengan biaya terjangkau, tetapi memiliki kualitas yang tidak kalah dengan Taman Kanak-kanak.

Pada bulan Mei 2008, Ibu Puji Astuti dari Semarang memperkenalkan program Pendidikan Anak Usia Dini. Melihat potensi yang dimiliki oleh GKMI Sion pada waktu itu, maka Ibu Puji Astuti melatih tiga orang yang siap untuk dilatih menjadi tutor.

Dengan berbekal semangat, sarana dan pra-sarana yang belum memadai, Pengurus GKMI Sion - Kubu Raya mulai melangkah untuk mewujudkan sarana pendidikan tersebut. Pengurus GKMI Sion - Kubu Raya membentuk lembaga yang diberi nama Lembaga Pendidikan Muria. Lembaga ini didaftarkan ke Notaris, berkoordinasi dengan RT, Kepala Desa, Camat dan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sungai Raya. Setelah semua persyaratan lengkap, maka terbentuklah PAUD Cempaka di bawah naungan Lembaga Pendidikan Muria.

Proses belajar mengajar di PAUD Cempaka mulai pada bulan Juli 2008, dengan anak didik pertama berjumlah tujuh orang. Di dalam perjalanan dan perkembangannya, ternyata banyak warga sekitar yang tertarik untuk memasukkan anak mereka, mengikuti pendidikan di PAUD Cempaka. Karena minat yang cukup tinggi, maka PAUD Cempaka dibuka untuk umum.

Dari proses berlangsungnya pendidikan tersebut, Gereja mulai terbuka dengan keberadaan masyarakat di sekitar Cempaka Putih, khususnya dalam hal pendidikan dan kesehatan. Sebagian besar orang tua dari anak didik yang mendaftar di PAUD Cempaka, kurang mengetahui mengenai pendidikan anak di usia dini. Mereka belum menyadari pentingnya pendidikan di usia emas, dengan perkembangan kecerdasan yang cukup pesat. Awalnya, orang tua lebih menekankan anak bisa membaca, menulis dan berhitung, tanpa mengimbangi dengan permainan atau belajar secara kreatif serta kegiatan yang mendidik. PAUD Cempaka terdorong untuk memberi sosialisasi tentang pentingnya perkembangan kecerdasan yang harus seimbang dengan perkembangan fisik, pentingnya pendidikan karakter dan parenting.

Dengan latar belakang tersebut, maka Gereja didorong untuk berperan aktif dalam memberikan fasilitas pendidikan pra-sekolah dengan biaya terjangkau, namum berkualitas. Dengan cara seperti ini, Gereja bisa berkolaborasi dengan pemerintah dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, serta memberikan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan yang berimbang dan holistik bagi anak usia dini, kepada warga masyarakat di Cempaka Putih dan sekitarnya.